OUT NOW !!!! JENDELA #2


Sebuah newsletter yang mencoba bertahan dari serangan monster dengan topeng indie.
sebagai puncak pemaknaan berbagi informasi dan wacana tanpa bermaksud membuat
hati menjadi terluka.
ENJOY THE DISCOURCE AS HELL !!

BAND REVIEW: BACKSIDE 5 – O


BACKSIDE 5 – O
( TEGAL CITY HARDCORE YOUTH CREW )
published : by kiroen

pertengahan tahun 2004 kepenatan bermaen skate
membuat bergejolak sehingga
berkeinginan membanting papan skate yang butut.
oh tidak!!!itu semua tindakan bodoh teman.
dari SCENE BALKOT TEGAL dengan root musik
yang kental dan dari berbagai genre
membuat nekat untuk meneriakan isi
dari kegiatan sehari-hari dengan melantungkan
seperti PUPPEN,NO MORE FEAR,SHUTDOWN,ONLY ATTITUDE COUNTS,
THE EXPLOITED,NOFX,BAD RELIGION,TOY DOLLS.
Dengan alurnya waktu sehingga harus menentukan
arah jarum petunujuk sebuah band dan dengan berbagai pertimbangan
yang membuat semangat yang tidak sia-sia HARDCORE/PUNK
sangat berpengaruh dalam musik ala HC pantura
kini BACKSIDE 5-0 salah satunya akan mengambil
kemabali tenaga yang terselip didaerah pantura.
line-up yang tersolid mereka adalah Bagrex(Vocal),
BK-wawan(Guitar), I8ball(Guitar),
Lephet(Bass), Doni Pelo(Drum).
BACKSIDE 5-0 mencoba dengan record live menghasilkan
2 lagu dengan judul "we one.." & "lets moving".
dengan minimalis bugdet terasa puas dengan hasil record.
Mengisi berbagai Gigs dan Memrepersiapkan dengan membagi-bagi
CD demo kepelosok negeri ini.
BURN STUGGLE ALIVE...

STAGE :
MUSIK INDIE SEBAYU FM - TEGAL
X-GANGSA BERONTAK#2 - TEGAL
X-GANGSA BERONTAK#3 - TEGAL
X-GANGSA GEMURUH#3 - TEGAL
BERBAGI BUAT ACEH - TEGAL
JOGJA KAMI BRSAMAMU - TEGAL
SATURDAY ON FIRE - TEGAL
ELEVEN SPIRIT SKATE JAM - TEGAL
YOUTH ATTACK #3 - SEMARANG
STREET GATHERING - TEGAL

CONTACK PERSON :
www.myspace.com/balkot

x STRAIGHT EDGE x


gaya hidup straight edge
Apabila orang awam terkadang memandang musik rock identik dan lumrah dengan hal-hal ‘negatif’ seperti alkohol dan drugs, sepertinya cap atau image tersebut tidak selamanya benar. Apalagi banyak media yang hanya menyorot dan menjual berita tentang perihal tersebut saja. Tentunya dalam hal ini harus ada penengahnya. Ya, sebuah wacana yang dapat memberikan pandangan baru kepada orang awam bahwa musik rock memiliki movement lain yang positif disamping kepopuleran jargon: “sex, drugs & rock and roll”. Disini kita akan membahas tentang Straight Edge.

Apa itu Straight Edge?
Straight Edge adalah gaya hidup (life style) yang bersikap abstain terhadap pengkonsumsian alkohol, rokok, drugs dan free sex. Gaya hidup Straight Edge mencoba untuk memberikan alternatif baru di scene punk/hardcore yang sempat identik dengan kebiasaan mabuk dan berakhir rusuh. Ya, paham Straight Edge memang lahir dari komunitas punk/hardcore. Berawal dari lagu yang berjudulu “Straight Edge” dari band Minor Treath tahun 1981. Sang frontman, Ian Mackaye memiliki pandangan bahwa harus ada perubahan positif di scene punk/hardcore. Isi lirik dalam lagu Straight Edge intinya adalah ada hal yang lebih baik daripada mabuk dan mengkonsumsi narkoba lalu berakhir ‘tumbang’ di acara konser. Sampai akhirnya judul lagu tersebut dijadikan gaya hidup bagi mereka yang sepaham dengan isi dari liriknya. Ide tentang Straight Edge juga sebenarnya sudah ada di dalam lagu-lagu band protopunk tahun 70′an yakni The Modern Lovers. Namun untuk istilah Straight Edge sendiri memang di adaptasi dari judul lagu Minor Threat. Pada awalnya paham Straight Edge berkembang di wilayah Washington D.C dan New York, sampai akhirnya berkembang juga di Canada.

Simbol “X” di punggung tangan
Simbol “X” di punggung tangan adalah simbol gaya hidup Straight Edge secara general. Simbol “X” tersebut biasanya digunakan saat manggung atau datang ke gigs/acara. Ada juga yang dibuat dalam bentuk pin, t-shirt dan merchandise lainnya sebagai simbol propaganda Straight Edge. Sejarah awal simbol “X” di punggung tangan adalah ketika band Teen Idles tour ke San Francisco dan bermain di sebuah club bernama Mabuhay Gardens. Sebelum mereka pentas, pihak manajemen club ternyata melarang Teen Idles pentas karena masih dibawah umur untuk masuk ke club yang menjajakan minuman keras. Namun setelah kompromi panjang, akhirnya pihak manajemen club memperbolehkan mereka pentas asalkan setiap personel yang dibawah umur diberi tanda “X” di punggung tangannya dengan spidol sebagai tanda dibawah umur dan dilarang mengkonsumsi alkohol. Simbol “X” tersebut juga adalah untuk memudahkan bar tender mengetahui mana yang minum mana yang tidak. Dari moment itulah akhirnya simbol “X” di punggung tangan menjadi simbol pergerakan Straight Edge.

Era “Old School”
Seiring perkembangannya, gaya hidup Straight Edge banyak di adaptasi oleh band-band lainnya seperti: 7 Seconds, SSD, Uniform Choice, Cause for Alarm. Band-band tersebut adalah band punk/hardcore yang berada di era “oldschool”. Band-band era “oldschool” lebih banyak berteriak tentang movement Straight Edge dibanding bernyanyi. Lagu mereka terdengar bak orang yang sedang orasi namun diiringi musik agresif dan cepat a la punk/hardcore. Ya, style seperti itu akhirnya menjadi ciri khas band punk/hardcore di era “oldschool”.

Era “Youth Crew”
Walaupun pada awalnya secara musikal, band-band Straight Edge terdengar tipikal, di pertengahan tahun 80′an musiknya mulai berkembang dan meluas sesuai dengan karakter band masing-masing. Era “Youth Crew” lahir ketika band-band punk/hardcore Straight Edge mulai menjamur dan akhirnya mereka memiliki kecenderungan untuk “bersatu” membuat movement dan media sendiri untuk menyebar luaskan gaya hidup Straight Edge. Namun bukan berarti mereka tidak manggung bersama band-band yang non-Straight Edge. Mereka justru lebih mengedepankan semangat persatuan. Ya, semacam komunitas yang lahir karena point of view yang sama: menyukai musik punk/hardcore sebagai bagian dari subkultur yang tercipta saat itu. Gorilla Biscuits, Judge, Bold, Youth of Today adalah salah satu band yang menonjol di era “Youth Crew”.

Merambah gaya hidup Vegan/Vegetarian
Ternyata seiring perkembangannya, Straight Edge mulai berkaitan juga dengan perihal pergerakan animal rights, vegan dan vegetarian. Youth Of Today adalah band yang paling “vokal” menyuarakan perihal animal rights, vegan dan vegetarian pada tahun 1988. Dalam lirik lagu “No More”, Ray Cappo vokalis Youth Of Today menekankan tentang pandangannya terhadap animal rights dan vegan: “Meat-eating, flesh-eating, think about it/ so callous this crime we commit”. Sampai akhirnya banyak band yang menyuarakan hal yang sama. Dan hampir semua band di akhir tahun 1980an di Amerika dan Kanada menyuarakan tentang animal rights dan animal cruelty. Namun bukan berarti juga bahwa seorang vegan/vegetarian itu adalah seorang Straight Edge, begitu juga sebaliknya. Menjadi vegan/vegetarian bukanlah sebuah keharusan di dalam gaya hidup Straight Edge. Vegan dan vegetarian hanya bagian dari perkembangan Straight Edge itu sendiri dan semua kembali kepada pilihan masing-masing. Disini juga perlu ditekankan kembali baha Straight Edge juga bukanlah sebuah agama. Straight Edge hanyalah sebuah motivasi hidup untuk tidak merusak diri sendiri dengan mengkonsumsi zat-zat yang dianggap berbahaya untuk diri sendiri. Dan penyikapannya kembali kepada kontrol individu.

Sempat menjadi militan
Di dalam perkembangannya, Straight Edge juga sempat “ternoda” dengan beberapa perilaku militan dari band Straight Edge itu sendiri. Dan band yang paling menonjol sikap hardline dan militannya adalah Earth Crisis. Setelah gaya hidup Straigth Edge sempat berkembang sampai ke perihal vegan/vegetarian pada akhir 80′an, di awal tahun 90′an bermunculan band-band yang mengadopsi paham serupa namun mereka cenderung lebih militan. Militan disini mereka cenderung judgemental, minim toleransi terhadap non-Straight Edge dan berpotensi melakukan kekerasan. Mereka berpikir bahwa dengan metode movement yang hardline dan militan akan lebih efektif dalam mempromosikan hidup bersih. Padahal hal tersebut justru menjadi bomerang bagi mereka sendiri. Dan tentunya Straight Edge saat itu sempat tercoreng dan mulai menjadi bahan cemoohan di scene underground.

Era 2000′an
Seiring dengan jalannya waktu dan lahirnya band-band baru, cap negatif terhadap Straight Edge berangsur-angsur pulih. Komunitas dan band-band Straight Edge tahun 2000′an mempersatukan kembali kultur punk rock kepada kondisi awalnya yang lebih toleran terhadap komunitas dan band-band lain yang non-Straight Edge. Ya, scene Straight Edge mengalami pendewasaan. Mereka sudah berbaur di satu panggung dengan band-band yang non-Straight Edge. Mengingat Straight Edge adalah gaya hidup yang lebih ke personal choice. Band-band Straight Edge yang menonjol di era 2000′an diantaranya: Champion, Carry On, The Unseen, Good Clean Fun, Casey Jones, Trial, Have Heart, Verse, Down To Nothing, Throwdown, Allegiance, Cast Aside, Desperate Measures, Stop And Think, Mental, Betrayed, Shere Khan and Youth Attack.
Well, musik cadas tidak selamanya identik dengan term “sex, drugs & alcohol”. Straight Edge lahir sebagai budaya tandingan yang dapat menjadi alternatif sebagai gaya hidup dan pandangan hidup. Saat ini Straight Edge tidak hanya berkutit di scene punk/hardcore, namun sudah meluas ke berbagai genre. Ya, Straight Edge sudah benar-benar di adaptasi sebagai gaya hidup. Seorang penggemar atau musisi r&b, pop, soul, ska, dll pun sudah bisa memegang gaya hidup Straight Edge. Walaupun demikian, yang paling diutamakan mereka harus tahu dari mana asal muasal gaya hidup Straight Edge itu lahir. Don’t forget the roots! Enjoy Straight Edge!

GIGS REVIEW :





GIGS REVIEW :

a Launching AMUK MASSA compilation
Gedung wanita , 18 januari 2009 , 10.00 – 16.00 WIB
High lite : polisi, alcohol, total voicer, macho tough guy
Oleh : PURMEIDIANTO aka PRUE

Sejujurnya saya tidak benar tahu langsung kompilasi ini, tapi setidaknya 100 copy sudah sold out sebelum acara dimulai. Gedung wanita yang sudah lama sepi dari aktivitas gigs semenjak harga sewa yang selangit dan didominasi dipakai untuk budaya kesukaan pemerintah, kini mulai ramai lagi dengan sing along dan senyum serta komunikasi hangat antara beberapa scene besar yang sudah lama putus seperti kaligangsa berontak, balkot troops, dan benjaran rebel crew. Setidaknya itu semua mengingatkan semua yang dating akan masa emas gedung wanita dan Bank SUMMA pasca bentrok dengan preman setempat yang mengakibatkan banyak korban masuk rumah sakit. Yeah…sedikit catatan bagi kalian yang mungkin tidak mengalami masa indah kebersamaan BANK SUMMA dimana semua punk rocker / HC kids / skinhead berkumpul jadi satu dan kira-kira hampir berjumlah 200an aktivis yang bergabung dengan wacana yang cukup hot seputar anarcho, straight edge ataupun sekedar bertukar kaset.
Jam 12 sepertinya sudah sangat telat bagi saya untuk masuk venue karena harus terlewatkan beberapa band. Tapi untunglah saya ketemu dengan beberapa anak oldskool dari benjaran yang baru masuk. Rupanya oka cs masih punya energi untuk ikut andil dalam acara ini walaupun sepertinya massa mereka sudah hilang tertelan jaman mengingat mereka adalah salah satu pioneer HC dari benjaran.
Sampai didepan stage saya tertarik dengan sebuah band HC dari semarang yang sedikit berorasi tentang palestina sambil membentangkan kain bertuliskan "free Palestine" ternyata masih ada band HC jaman sekarang yang peduli dengan wacana seperti ini mengingat kebanyakan crowd yang datang adalah street punx.
Prediksi saya tentang adanya "macho tough guy" alias punk rocker dengan gaya preman terbukti juga. Tidak lama kemudian mosh pit yang tadinya penuh dengan punkrocker wajah baru berubah menjadi ajang tinju. Vokalis band yang sedang tampil meneriaki kelompok yang terlibat adu jotos dengan sebutan kampungan dan meneriakkan "punk is brother" berkali-kali. Alhasil polisi yang dari tadi hanya duduk didepan pintu masuk langsung merengsek masuk kearah stage dan mengambil microphone dan mengancam akan membubarkan acara jika masih ttage dan mengambil microphone dan mengancam akan membubarkan acara jika masih terjadi aksi adu jotos seperti tadi. Tapi entah kenapa pelaku perusak mood acara itu kebanyakan adalah punk rocker dari luar kota. Sepertinya mereka masih berpola pasifis dan mengangap scene mereka lebih besar dan bisa seenak jidat meninju para poseurs yang saya rasa punya potensi untuk mengembangkan punkrock di kemudian hari.
Jika kita mengaca pada apa yang terjadi di tahun 80an dimana disetiap showcase/concert fugazi Ian Mackaye selalu menghentikan meneruskan lagu mereka jika ada orang yang pogo serampangan dan bisa memicu perselisihan antar crowd. Kemudian ia menunjuk orang tersebut sambil bertanya apakah ia bisa bersikap lebih baik. Jika orang tersebut malah menunjukkan respon yang tidak kooperatif maka ian mackaye akan mengembalikan uang tiket yang sudah orang tersebut beli dan menyuruh orang tersebut meninggalkan venue.
Selain itu konsep no alcohol dalam sebuah gigs "pada awal jaman munculnya straight edge" spertinya ampuh untuk mereduksi (mengurangi ) terjadinya aksi macho tough guy. Karena saya yakin gig yang dibuat dengan dana kolektif itu mempunyai proses yang tidak gampang. Tapi sepertinya panitia harus selalu berjibaku untuk mengamankan acara secara extra. Saya yakin mereka butuh wacana untuk bisa mengevaluasi "what the essence to be punk" sebenarnya apa maknanya kita menjadi seorang punkrock.
Mungkin banyak diantara kalian merupakan akar punkrock itu sendiri dan lebih memilih untuk pada posisi aman sambil menunggu kesenangan datang. Tidak mau tahu tentag esensi menjadi seorang punks. Yang mereka tahu cuma "how to be a punk like" ( bagainmana menjadi seperti punk rock ) bukan bagaimana seharusnya seorang punk rock itu bersikap.
Kembali ke masalah gigs,ternyata tidak saja sampai disitu saja. Tidak lama kemudian terjadi rentetan adu jotos juga terjadi sehingga cukup membosankan saya. Bosan karena punk rock yang seharusnya movement value sebagai counter culture ( budaya tandingan ) tidak lebih dari sekedar wasting time dan pura-pura menjadi rockstar multiplatinum. Menyedihkan….
Sebuah ironi juga muncul ketika total voicer tampil. Stage yang memang cukup luas berubah menjadi ajang mosh pit hingga tidak bisa dibedakan mana personil total voicer. Ironi yang saya maksud adalah sepertinya misi punk rock itu sendiri sebagai alat untuk menyuarakan wacana malah kebanyakan tidak tertangkkap dengan baik oleh crowd. Beberapa koresponden yang saya temui menyatakan kalau mereka sama sekali tidak peduli dengan isi lirik lagu band yang tampil. Mereka lebih suka jika mosh pit ramai dan beat yang dimainkan kencang. Hal ini menandakan punk rock dengan band dan lagu sebagai alat movement TELAH GAGAL !!
Tapi diantara kegagalan tersebut, keberhasilan acara ini adalah panita berhasil menghidupkan komunikasi antar scene yang selama in terpecah pasca BANK SUMMA scene. Paling tidak panitia acara berhasil menyatukan generasi punk rock yang berbeda. Salut untuk kalian.. sepertinya semua scene bisa mencontoh proyek ini.